Pasar Inis terletak di Desa Brondongrejo, Kecamatan Purwodadi. Meski berada di tengah pedesaan, namun destinasi wisata ini cukup gampang dicari. Jika sudah sampai di jalan Jogja KM 7, pengunjung tinggal masuk ke arah barat sekitar 3 km dan akan menemukan pasar tradisional di tengah hamparan sawah.
Kata Inis sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti sejuk, adem dan tertiup angin sepoi-sepoi. Karena terletak di pedesaan dan dikelilingi persawahan serta pepohonan, maka pasar ini disebut Pasar Inis.
Berbagai keunikan pun disajikan pasar yang buka setiap hari Minggu ini. Mulai dari suasananya, busana para penjualnya, makanannya hingga transaksinya yang mengharuskan menggunakan uang dari bambu.
"Ada beberapa keunikan di pasar ini, pertama sisi tradisionalnya apalagi terletak di sawah jadi nuansanya beda. Kemudian pedagangnya, di sesi tertentu saat berjualan mereka harus senam bersama. Jadi jualannya ditinggal. Terus dekorasi dan busana yang dipakai pedagang memakai pakaian tradisional batik lurik dan caping," kata Admin Pasar, Pak Purnomo.
"Untuk operasional Pasar Inis buka setiap hari Minggu mulai jam 06.00 WIB - 11.00 WIB," sambungnya.
Pak Purnomo menjelaskan, makanan yang disajikan dalam keadaan fresh dan tanpa bahan pengawet. Perlu diingat, bagi yang ingin membeli makanan harus menukar uang cash dengan 'Dit Pring' yang telah disediakan di tempat penukaran uang.
"Masakannya fresh dan tanpa bahan pengawet. Salah satu keunikan lain kami menggunakan 'Dit Pring' atau uang dari bambu sebagai transaksinya. Jadi ada nominal Rp 2.000 - Rp 20.000. Jadi pengunjung menukar uang dengan 'Dit Pring' dulu, kalau langsung beli pakai uang cash tidak dilayani," jelasnya.
Adapun menu andalan Pasar Inis adalah nasi telang dan wedang telang. Namun, berbagai jenis makanan tradisional juga disediakan dengan harga murah meriah mulai dari Rp 500-Rp 10.000.
Setelah membeli makanan, pengunjung bisa menikmatinya sambil duduk di deretan bangku bambu yang telah ditata rapi dalam Halte Inis. Selain berbagai makanan dan minuman tradisional, di pasar ini juga ditampilkan berbagai pertunjukan seni seperti tari dolalak dan lain-lain.
"Menunya semua enak-enak, tapi menu andalan kami adalah nasi telang. Kuliner lain ada jajanan ndeso dunia telo asli Brondongrejo dan wedang teleng. Makanan tradisional ada semua, sego megono, sego kelor, jenang pati kerut, cenil, gatot, sawut, klepon dan lain-lain," katanya.
Tak hanya menyajikan berbagai makanan dan minuman, tempat ini juga diharapkan menjadi wahana healing serta quality time bagi keluarga setelah sepekan sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Di pasar ini memang tidak kami sediakan wifi bukan karena tidak baik, tapi kami menginginkan kalau Minggu kumpul lah dengan keluarga, letakkan HP-nya, duduk ngobrol-ngobrol, santai, kami ingin memberi ruang dan waktu hati ke hati dengan suasana yang mewah karena mepet sawah dan menikmati kuliner murah," harapnya.
Untuk menambah ramai suasana, pihak pengelola pasar hari ini menggelar acara rayahan Tumpeng Teleng. Setelah didoakan di tengah pasar, tumpeng yang disandingkan dengan ayam ingkung dan berbagai hasil bumi itu diperebutkan warga yang hadir.
"Ini kebetulan ada acara Tumpeng Teleng sebagai wujud rasa syukur sekaligus berbagi kepada masyarakat. Tumpeng teleng ini dari nasi yang diwarnai dengan bunga telang jadi warnanya biru keunguan," tambahnya.
- Tempat Penukaran mata Uang Pasar Inis:
- Senam Bersama Di Pasar Inis
- Mata Uang Pasar Inis
- Kuliner Tradisional Pasar Inis